Wayang golek adalah salah satu bentuk seni pertunjukan yang tumbuh dan berkembang di daerah Jawa Barat. Daerah penyeberannya terbentang luas dari Cirebon di sebelah timur sampai wilayah Banten di sebelah barat, bahkan di daerah Jawa Tengah yang berbatasan dengan Jawa Barat sering pula dipertunjukkan pergelaran Wayang golek.
Wayang golek sudah ada sejak beberapa ratus tahun yang lalu, bahkan di zaman para wali pernah dijadikan media syiar Islam yang sangat efektif. Media utama pergelaran wayang golek adalah boneka yang terbuat dari kayu yang ditatah/diukir, dicat, diberi busana dan karakter sesuai dengan ketentuan dan kebutuhan.
Fungsi wayang golek di tengah-tengah masyarakat memunyai kedudukan yang sangat terhormat. Di samping sebagai sarana hiburan yang sehat, wayang golek juga berfungsi sebagai media penerangan dan pendidikan, baik itu tentang moralitas, etika, adat-istiadat atau religi. Yang tak kalah pentingnya wayang golek itu pun berfungsi sebagai upacara ritual penolak bala, yang disebut ngaruat.
Sampai saat ini wayang golek masih tetap digemari oleh masyarakat Jawa Barat, baik tua ataupun muda. Wayang golek masih sering dipergelarkan pada berbagai pesta keramaian seperti khitanan, perkawinan, perayaan hari-hari besar, malam penggalangan dana, sebagai kaul/nazar, atau ngaruat untuk memohon berkah dan keselamatan.
Pada masyarakat pedesaan, wayang golek dapat dijadikan alat untuk mengukur status sosial seseorang. Artinya, apabila di kampung mereka ada orang yang menanggap wayang golek, apalagi dalangnya ternama, maka dapat dipastikan bahwa orang tersebut dapat dikategorikan sebagai orang berada.
Sebagai teater, wayang golek merupakan seni pertunjukan yang amat komplek sebab di dalamnya terdapat berbagai cabang seni seperti seni rupa, seni sastra, seni suara, seni musik, dan seni tari. Demikian juga dengan cara penyajiannya, wayang golek tidak cukup hanya dimainkan oleh seorang dalang tetapi membutuhkan personel pendukung yang kadang-kadang melebihi 20 orang. Personel pendukung itu mempunyai tugas dan fungsi masing-masing, namun semuanya tetap harus mendukung dalang sebagai pusat pertunjukan. Karena itu, dalam pergelaran wayang golek semua personel harus menjadi satu kesatuan yang utuh dan padu agar semua dapat berjalan dengan sempurna. (Sumber : Citra Lintas Nusantara)
6.04.2008
Kebudayaan Daerah
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar